Wednesday 31 December 2014

Tennis, my first experience


Pengalaman pertama bermain tenis, tenis adalah olahraga yang kurang menarik menurut saya dimana permainan ini cuma dimainkan orang-orang tua dan kurang agresif. Itu yang terbesit dibenak saya pada waktu pertama kali diperkenalkan dengan olahraga ini. Tenis bagi saya bukan hal yang asing sejak saya kecil orang tua saya memiliki hobi bermain olahraga ini, baik ayah saya maupun ibu saya. 

Pertama kalinya saya bermain tenis adalah saat SMP kelas 1 atau kelas 2, saya tidak terlalu ingat tepatnya, tetapi pastinya waktu SMP. Saat itu tidak ada pelatih tenis yang sebenarnya, dan tidak mengikuti pelatihan tenis yang sebenarnya, saya dilatih oleh ayah saya sendiri. Yah saya beruntung memiliki orang tua yang bisa bermain tenis, sehingga saya mulai dilatih bermain tenis mulai dari forehand. 

Latihan pertama mulai saya jalani, dimana saya mempraktekkan apa yang saya lihat dari ayah saya maupun dari para orang tua yang lain ( teman ayah saya ). Saat itu pikiran tentang tenis merupakan olahraga yang kuno, tidak menarik dan lain sebagainya masih dibenak saya. Saya mulai menjajal olahraga ini untuk beberapa hari latihan, saat itu hasilnya cukup memuaskan karena menurut ayah saya hasil pukulan saya itu bolanya berputar dan menambah kecepatan bolanya (belakangan saya tahu namanya SPIN ). Saya hanya mengangguk-aguk tanpa tahu maksudnya karena saya pikir ayah hanya mensupport agar semangat dan menyukai tenis. 

Saya juga latihan disela-sela istirahat bapak-bapak diklub ini bermain tenis. Awalnya mereka mensupport saya , dan mendorong agar lebih semangat. Tetapi semangat saya agak memudar, sejak saya melihat dan mendengar tanggapan sinis oleh oknum bapak-bapak diklub ini ( saya katakan oknum karena tidak seluruhnya hanya beberapa ) . Tapi ini membuat saya kesal dan bertekad dalam hati, awas saja kalau saya sudah ahli dan sukses saya akan buat kalian terdiam, sehingga saya terlalu semangat dalam latihan. Hasilnya, bola keluar lapangan bahkan sampai keluar dari jaring ( Home run ) . Saya menjalani latihan selama mungkin satu bulanan. Ada satu ketika klub ini kedatangan atlit asal kota-ku ini, yang tidak lain anak dari salah satu bapak-bapak diklub ini. Darinya saya mendapati betapa agresifnya tenis ini, pukulan spin yang keras, backhand yang memiliki kekuatan hampir sama dengan backhand maupun mengambil bola sambil jatuh-jatuhan serta smash yang luar biasa. Saya senang sekaligus minder dimana saya pikir pukulan saya jauh dari keindahan dan kekuatan tenis yang sebenarnya. Saya pun bertekad main tenis dengan sebenarnya untuk mengusai pukulan pukulan tersebut.

Saya mulai mempelajari pukulan tersebut, tetapi karena jiwa muda saya, saya ingin cepat bisa dan kuat memukul seperti yang saya lihat dari atlit tersebut. Semakin saya mencoba, semakin sulit saya memukul bola tersebut. Ini membuat saya semakin giat berlatih, dan atau saya frustasi..... saya sambung nanti!

No comments:

Post a Comment